Kalamullah

Kalamullah

Sunday, June 24, 2012

Quwwah



Dipetik daripada judul Militansi, karangan KH Rahmat Abdullah



يَـٰيَحۡيَىٰ خُذِ ٱلۡڪِتَـٰبَ بِقُوَّةٍ۬‌ۖ وَءَاتَيۡنَـٰهُ ٱلۡحُكۡمَ صَبِيًّ۬ا 
"Ya Yahya, ambillah kitab ini dengan bersungguh-sungguh, dan berikanlah kepadanya hikmah"   Maryam, (19:12)


Tatkala Allah SWT memberikan perintah kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas, Ia 
tak hanya menyuruh mereka untuk taat melaksanakannya melainkan juga harus 
mengambilnya dengan quwwah yang bermakna jiddiyah, kesungguhan-sungguhan. 


Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguhsungguh. Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. 


Dunia diisi dan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan 
angan-angan mereka dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad. 


Namun kebatilan pun dibela dengan sungguh-sungguh oleh para pendukungnya, oleh 
karena itulah Ali bin Abi Thalib ra menyatakan : “Al-haq yang tidak ditata dengan 
baik akan dikalahkan oleh Al-bathil yang tertata dengan baik”. 


Ayyuhal ikhwah rahimakumullah, 


Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggitingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. 


Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja tentu mereka 
tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat.  


Di situlah letak hikmahnya yakni bahwa seorang da’i  harus sungguh-sungguh dan 
sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini  tidak bisa dijalani dengan 
ketidaksungguhan, azam yang lemah dan pengorbanan yang sedikit. 


Ali sempat mengeluh ketika melihat semangat juang pasukannya mulai melemah, 
sementara para pemberontak sudah demikian destruktif, berbuat dan berlaku seenakenaknya. Para pengikut Ali saat itu malah menjadi ragu-ragu dan gamang, sehingga Ali perlu mengingatkan mereka dengan kalimatnya yang terkenal tersebut. 


Ayyuhal ikhwah rahimakumullah, 


Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang 
yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. 
Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi 
cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka. 
Apa artinya usia panjang namun tanpa isi, sehingga  boleh jadi biografi kita kelak 
hanya berupa 3 baris kata yang dipahatkan di nisan  kita : “Si Fulan lahir tanggal 
sekian-sekian, wafat tanggal sekian-sekian”. 


Hendaknya kita melihat bagaimana kisah kehidupan Rasulullah saw dan para 
sahabatnya. Usia mereka hanya sekitar 60-an tahun.  Satu rentang usia yang tidak 
terlalu panjang, namun sejarah mereka seakan tidak pernah habis-habisnya dikaji dari 
berbagai segi dan sudut pandang. Misalnya dari segi strategi militernya, dari visi 
kenegarawanannya, dari segi sosok kebapakannya dan lain sebagainya. 


Seharusnyalah kisah-kisah tersebut menjadi ibrah bagi kita dan semakin meneguhkan 
hati kita. Seperti digambarkan dalam QS. 11:120, orang-orang yang beristiqomah di 
jalan Allah akan mendapatkan buah yang pasti berupa keteguhan hati. Bila kita tidak 
kunjung dapat menarik ibrah dan tidak semakin bertambah teguh, besar 
kemungkinannya ada yang salah dalam diri kita. Seringkali kurangnya jiddiyah 
(kesungguh-sungguhan) dalam diri kita membuat kita  mudah berkata hal-hal yang 
membatalkan keteladanan mereka atas diri kita. Misalnya: “Ah itu kan Nabi, kita 
bukan Nabi. Ah itu kan istri Nabi, kita kan bukan istri Nabi”. Padahal memang tanpa 
jiddiyah sulit bagi kita untuk menarik ibrah dari keteladanan para Nabi, Rasul dan 
pengikut-pengikutnya. 


Ayyuhal ikhwah rahimakumullah, 


Di antara sekian jenis kemiskinan, yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan 
azam, tekad dan bukannya kemiskinan harta. 

Misalnya anak yang mendapatkan warisan berlimpah dari orangtuanya dan kemudian 
dihabiskannya untuk berfoya-foya karena merasa semua itu didapatkannya dengan 
mudah, bukan dari tetes keringatnya sendiri.  

Boleh jadi dengan kemiskinan azam yang ada padanya akan membawanya pula pada 
kebangkrutan dari segi harta. Sebaliknya anak yang  lahir di keluarga sederhana, 
namun memiliki azam dan kemauan yang kuat kelak akan menjadi orang yang 
berilmu, kaya dan seterusnya. 

Demikian pula dalam kaitannya dengan masalah ukhrawi berupa ketinggian derajat di 
sisi Allah. Tidak mungkin seseorang bisa keluar dari kejahiliyahan dan memperoleh 
derajat tinggi di sisi Allah tanpa tekad, kemauan dan kerja keras.

MA
T.Intan,
*Tanpa Quwwah, tidak mungkin seseorang bisa keluar dari kejahiliyahan dan memperoleh derajat tinggi di sisi Allah. Allahu Rabbi....